13 Januari 2019 Pesta Pembaptisan Yesus
MINGGU (Putih)
Yesaya 42:1-4, 6-7
Mazmur 29:1a, 2, 3ac-4, 3b, 9b-10
Kisah 10 : 34-38
Lukas 3:15-16, 21-22
KITA BERHARGA DI MATANYA
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.” —- Yesaya 42 : 3
DARI AWAL kita lahir dan menginjakkan kaki di bumi ini, Allah telah melihat bagaimana hidup kita ke depannya. Allah yang tahu bagaimana hidup kita nantinya, jatuh bangunnya hidup kita. Dan Dia juga yang mengetahui segala kekurangan dan kelemahan kita. Dia membentuk dan memperhatikan kita terus.
Ketika kita jatuh dalam dosa yang mengubah hidup kita seketika itu juga, Allah tidak begitu saja membiarkan kita terpuruk dan meninggalkan kita. Allah terus mendekati kita dan Allah hadir dalam hidup kita dalam berbagai macam bentuk, misalkan keluarga yang selalu setia mendampingi kita, komunitas Gereja yang selalu menyemangati kita. Dan Allah selalu memanggil kita untuk kembali datang ke hadiratNya.
Yesaya mengungkapkannya: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.“ (Yes 42:43). Bagaimanapun kondisi dan keadaan kita saat itu, Allah tetap peduli dan memandang kita dengan penuh kasih setia dan dengan tangan terbuka ingin memeluk kita.
Namun terkadang kita selalu berpikir, ‘Bukankah Allah hanya mengampuni orang yang dekat denganNya? Yang selalu berdoa dan memanggil namaNya?’ Dalam Kisah paa Rasul, Petrus berkata, ”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang“ (Kis 10:24). Allah menganggap kita semua sama; Dia tidak membeda-bedakan antara pribadi yang satu dengan yang lain. Kasih Allah sama dan merata untuk semua ciptaanNya. Oleh karena kasih-Nya yang begitu besar, maka Allah bahkan rela menghadirkan AnakNya dalam wujud Yesus Kristus yang rela mati di salib untuk menebus dosa kita.
Maka marilah kita segera mengubah hidup kita, sehingga kita bisa merasakan bagaimana kasih dan cinta Allah dalam hidup kita. Untukl itu kita harus berani meninggalkan semua yang menjadi penghalang dalam kedekatan kita dengan Allah (CEM2).
Doa: Ya Bapa, kami ingin lebih dekat denganMu, kami ingin lebih merasakan kasihMu, karena kami tahu begitu berharganya kami di mataMu. Teruslah genggam tangan kami sehingga kami tidak jatuh lagi dalam dosa yang membuat kami jauh dari Engkau.
Janji: “ Aku ini, Tuhan, telah memanggil enkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu, aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa” —- Yesaya 42:6
Pujian: Simon Petrus yang awalnya menjadi penjala ikan, meninggalkan semuanya dan mengikuti Yesus menjadi penjala manusia. Walaupun sempat menyangkal Yesus, tapi akhirnya Simon Petrus tetap setia memberitakan kabar gembira tentang Allah, sampai memberikan hidupnya dengan mati disalib.