12 Januari 2019
SABTU (Putih)
1 Yohanes 5: 14-21
Mazmur 149: 1-2, 3-4, 5, 6a, 9b
Yohanes 3: 22-30
KESAKSIAN TENTANG YESUS
“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” — Yohanes 3: 30
DALAM “LATIHAN ROHANI” (no, 23), menurut Santu Ignatius dari Loyola: Tujuan kita diciptakan adalah “ untuk memuji , menghormati dan mengabdi Allah, Tuhan kita”. Orang lebih kenal dengan semboyannya tentang ‘tujuan hidup kita”, ialah AMDG (Ad Maiorem Dei Gloriam” atau “Demi lebih besarnya Kemuliaan Allah. Maka tak salah kalau ada yang mengatakan, tujuan kita hidup ini adalah untuk “Kemuliaan Tuhan”. Kita memuliakan Tuhan terutama lewat kesaksian dalam hidup kita tentang Tuhan Yesus Kristus.
Setiap hari kita berjuang mengejar prestasi dengan kemampuan dan ketrampilan yang kita miliki. Kita berusaha agar terus menerus semakin hari akan menjadi lebih baik dari kemarin. Tetapi kita sering kali lupa, prestasi yang kita kejar, kesuksesan dan segala sesuatu yang kita peroleh itu akhirnya hanya ditujukan untuk pengakuan, penghargaan, dan penghormatan dari orang lain untuk diri kita sendiri. Kita lupa bahwa hidup, kemampuan, dan bakat kita untuk berprestasi adalah anugerah Allah. Allah telah memberi anugerah-Nya kepada kita supaya kita mengembangkan, memanfaatkan demi kemuliaanTuhan bukan demi kemuliaan diri kita sendiri.
Berbeda dengan Yohanes Pembaptis, yang memberi kesaksian tentang Yesus. Ia jujur dengan dirinya sendiri bahwa ia adalah orang yang ditugaskan untuk mempersiapkan jalan bagi Juruselamat. Ia sangat bersungguh-sungguh dan konsisten dalam melaksanakan tugasnya. Ia telah bersikap jujur terhadap dirinya sendiri dengan berkata: “Aku bukan Mesias”. Yohanes Pembaptis menyadari perannya sebagai orang utusan , sebagai orang yang membuka jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Dengan rendah hati ia telah menempatkan dirinya dalam posisi yang benar. Motivasi karyanya adalah memperkenalkan Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup bagi manusia. Tepatlah kalau dia lalu berucap “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” ( Yoh 3: 30) . Suatu sikap dan tindakan ‘rendah hati’ !
Mari kita kobarkan semangat dan teladan mulia dari Yohanes Pembaptis ini dengan bersikap jujur terhadap diri sendiri dan rendah hati, lebih tepat ‘merendahkan diri’. Kita juga perlu sadar, bahwa kita ini adalah ciptaan Tuhan yang diberi karunia dan kemampuan untuk kemuliaan Tuhan melalui kesaksian hidup kita, melalui perbuatan-perbuatan kita yang memuliakan Allah (Pien).
Doa Allah Bapa, yang baik dan penuh kasih, ampunilah aku yang seringkali tidak tahu menempatkan diri di tempat yang benar. Sebagai hamba seringkali bukan mencari kemuliaan Tuhan tetapi tanpa sadar mencari popularitas diri sendiri. Jadikanlah Aku seperti Yohanes Pembaptis yang tahu diri, rendah hati, taat dan setia kepada-Mu selama-lamanya.
Janji: “Sebab Tuhan berkenan kapada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan” —- Mazmur 149:4
Pujian: Seturut Penanggalan Gereja, besok tanggal 13 Januari, kita merayakan pesta S. Hilarius (315-367). Ia hidup mengamalkan imannya dengan taat dan saleh hingga ia dipilih menjadi uskup DI Poitier, Perancis. Dalam menjalankan tugasnya, Hilarius dibuang oleh kaisar karena ia menentangnya, tetapi di tempat pembuangannya itulah keutamaan-keutamaan Hilarius terutama kesabaran dan keberaniannya semakin gemilang.