Berikan Hatimu, Bukan Tubuhmu
Oleh Eleine Magdalena, Penulis buku-buku best seller
Hati yang serakah dan cinta uang sering menguasai dan membutakan kita. Jika kita tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan dan mengarahkan hati kepada-Nya, tujuan hidup kita menjadi kabur. Bahkan orang yang sudah lama menjadi Kristen pun tidak luput dari godaan. Melakukan kewajiban agama bukan jaminan seseorang mengenal dan mencintai Kristus.
Setiap murid Kristus perlu masuk ke dalam biliknya untuk berdoa di tempat tersembunyi (Mat 6:6, SC 12). Bahkan kita perlu terus-menerus berdoa agar semakin mengenal dan mencintai Yesus. Kristus selalu mendampingi Gereja-Nya dalam kegiatan liturgis.
Kristus hadir dalam diri para imam dan dalam Hosti Suci. Kristus hadir dalam Sabda-Nya ketika Kitab Suci dibacakan. Dan Yesus sendiri berjanji, di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, di situ Dia hadir. Dengan sering menghadiri liturgi suci, kita semakin erat bersatu dengan Yesus.
Yudas Iskariot tidak mungkin menukar Gurunya dengan tiga puluh keping perak jika ia sungguh erat bersatu dengan Yesus. Yudas makan bersama Yesus dalam perjamuan. Ia ada bersama Yesus dan melayani-Nya. Namun kehadiran fisik tidak menjamin kedekatan hati.
Kekristenan tidak sama dengan kesibukan gerejawi. Hidup rohani tidak ditentukan dengan banyaknya perayaan suci yang kita ikuti. Menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi memerlukan sikap batin yang benar agar rahmat Ekaristi tidak sia-sia.
Kita perlu hati yang terbuka dan rindu agar daya Ekaristi sungguh menyembuhkan, menguatkan dan mengubah hati kita menjadi seperti yang diinginkan Yesus. Hati yang rindu sangat menentukan karena di dalam hatilah kita bertemu dengan Dia.
Oleh karena itu, setiap murid Kristus perlu masuk ke dalam bilik hatinya untuk bertemu dengan Yesus secara pribadi. Sekali seseorang sudah mengalami cinta-Nya, maka takkan ada lagi yang dapat memisahkannya dari Yesus.
Secara istimewa perayaan Ekaristi menyatukan mempelai-Nya, yaitu Gereja, dengan diri-Nya. Dari sinilah timbul kekuatan yang istimewa bagi Gereja untuk terus melanjutkan karya Kristus di dunia.
Mari kita terus memperdalam hidup rohani dengan memberi hati kita dan bukan hanya hadir secara fisik di dalam perayaan liturgi suci.