Tempat dan Waktu Doa yang Terbaik
M.T. Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan Katolik
Alkitab sering mencatat Yesus berada di atas bukit. Dalam Lukas 6:12-19 kita membaca tentang tentang Yesus mendaki ke bukit untuk berdoa. Hal ini dicatat dalam Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Yesus berdoa di atas bukit menunjukkan pentingnya komunikasi dengan BapaNya. Yesus menarik diri dari aktifitas lain dan dari orang banyak untuk berdoa.
Disebutkan bahwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Mendaki memerlukan usaha. Yesus mengupayakan tempat yang tenang untuk berkomunikasi mendalam dengan BapaNya secara pribadi. Tidak dikatakan nama bukit tertentu.
Kita semua dapat mencari tempat berdoa di bukit rumah kita masing-masing yaitu tempat yang paling sedikit gangguan. Mungkin rumah kita sempit tidak ada ruang kosong atau kamar khusus untuk berdoa. Namun kita bisa mengupayakan waktu yang lebih hening yaitu tatkala orang lain tidur.
Dikatakan Yesus berdoa semalam-malaman. Malam hari umumnya lebih tenang. Selain mengusahakan tempat yang tenang, Yesus juga mencari waktu yang tepat agar komunikasi dengan BapaNya berjalan tanpa gangguan.
Biasanya setelah misa pagi saya melanjutkan satu jam berdoa hening. Saat-saat setelah komuni bagi saya sangat berharga untuk “bersatu” dengan-Nya. Sepanjang perayaan Ekaristi hati kita sudah terarah kepada Yesus yang hadir dalam Sabda dan Sakramen.
Menyambut komuni adalah saati intim penuh rahmat. Bagi saya lebih mudah untuk menyadari kehadiranNya dan tinggal dalam hadiratNya saat komuni. Memperpanjang waktu intim bersama Tuhan setelah misa sangat membantu untuk tetap mengalami kehadiranNya dan membiarkan diri dicintai oleh-Nya.
Saat-saat paling pribadi ini adalah saat yang subur. Saat dimana Tuhan mengisi hati saya dengan cinta dan damai. Saat yang membangun kekuatan dan kehendak untuk melanjutkan pekerjaan dan tugas sehari-hari yang seringkali tidak mudah.
Doa adalah aktifitas penting yang diupayakan oleh Yesus. Yesus manusia normal yang harus mengalahkan rasa lelah untuk mendaki ke bukit, setelah seharian melayani orang banyak. Dicatat dalam Injil bahwa Yesus berdoa semalam-malaman. Sebagai manusia Yesus juga perlu istirahat dan bisa mengantuk.
Tapi ada yang lebih mendesak yaitu berdoa sebelum memilih kedua belas rasul yang akan melanjutkan karyaNya. Bagi Yesus sangat penting bertanya, menumpahkan isi hatiNya dan bercakap-cakap dengan Bapa-Nya.
Sudahkah kita juga menimba kekuatan dan kebijaksanaan dari Tuhan untuk tugas, rencana dan tanggung jawab kita? Menyerah pada keadaan rumah yang sempit dan gaduh, serta habisnya waktu sehingga tidak berdoa, merugikan diri kita.
Dengan segala kesibukan dan tempat yang terbatas mari kita berjuang agar tetap terhubung dengan Tuhan lewat doa walaupun berarti mengorbankan waktu istirahat atau hobby agar hidup kita tetap berputar pada poros.