HIDUP LURUS
Pater Kimy Ndelo, CSsR, Provinsial Redemptoris
Meluruskan hidup tak semudah meluruskan rambut. Tapi bukan hal yang mustahil.
William P. Barker menceritakan tentang seorang mekanik di perusahaan motor Ford di Detroit, AS, yang selama beberapa tahun telah “meminjam” berbagai suku cadang dan peralatan dari perusahaan. Mekanik itu tidak mengembalikan suku cadang dan peralatan tersebut. Meskipun praktik ini tidak dimaafkan, itu kurang lebih diterima oleh manajemen, dan tidak ada yang dilakukan tentang hal itu.
Pada suatu ketika sang mekanik mengalami pertobatan menjadi Kristen. Dia dibaptis dan menjadi orang beriman yang taat. Lebih penting lagi, dia menganggap serius pembaptisannya.
Keesokan paginya, dia tiba di tempat kerja dengan membawa peralatan dan semua suku cadang yang dia “pinjam” dari perusahaan selama bertahun-tahun. Dia menjelaskan situasinya kepada mandornya, menambahkan bahwa dia tidak pernah benar-benar bermaksud mencurinya dan berharap dia akan dimaafkan.
Sang mandor sangat heran dan terkesan dengan tindakannya, sehingga dia mengirim telegram kepada Mr. Ford sendiri, yang sedang mengunjungi pabrik di Eropa, dan menjelaskan keseluruhan situasi secara rinci. Ford segera mengirim telegram kembali: “Bendung sungai Detroit,” katanya, “dan baptis seluruh kota!”
Setiap tahun, Minggu kedua dan ketiga dalam Adven berpusat pada Yohanes Pembaptis. Injil Lukas hari ini menuliskan kemunculan Yohanes sebagai Pemberita Mesias selama kepemimpinan keagamaan Hanas dan Kayafas. Meskipun Kayafas adalah Imam Besar yang memerintah, nyatanya Hanas, ayah mertuanya dan pensiunan Imam Besar, yang merupakan kekuatan agama di balik takhta ketiga raja putera Herodes Agung.
Hanas karenanya terkadang disebut ular beludak yang mendesis atau berbisik di telinga para hakim dan politisi untuk mempengaruhi keputusan mereka.
Yohanes Pembaptis mengumumkan kedatangan Kerajaan Allah dan berkhotbah tentang pembaptisan (pencelupan) sebagai tanggapan yang melambangkan pertobatan batin yang mengarah pada pengampunan. Ini adalah baptisan pertobatan (metanoia).
Sungai Yordan dipilih karena di tempat itulah orang Yahudi meninggalkan hidup padang gurun dan memasuki tanah terjanji. Ini adalah simbol perbatasan antara masa lalu yang kering dan hidup baru yang segar.
Memenuhi kata-kata nubuat Yesaya, khotbah Yohanes Pembaptis membantu memastikan bahwa dalam kehidupan setiap orang yang dibaptis, “Setiap lembah akan ditimbun, dan setiap gunung dan bukit akan diratakan, dan yang berliku-liku akan diluruskan, dan jalan yang kasar menjadi halus” (Luk 3:5).
Yang dimaksud Yesaya adalah gunung kebanggaan dan kesombongan dan lembah keputusasaan dan ketakberdayaan. Seperti halnya Barukh, Yohanes menghadirkan bayangan gunung dan lembah yang dibuat rata dan mulus sebagai tanda pertobatan dan transformasi moral Israel.
Meluruskan “jalan” berarti menciptakan lingkungan yang menguntungkan atau memudahkan seseorang untuk datang kepada Tuhan. Meluruskan jalan berarti membangun suatu semangat baru untuk kembali pada hakekat sebagai anak-anak Allah. Jalan yang lurus adalah simbol hidup yang lurus.
Hidup yang lurus bukanlah tujuan itu sendiri. Hidup yang lurus akan membantu orang untuk berjumpa dengan Allah yang mendatangi, mengunjungi dan menyapa. Perjumpaan akan membuat orang-orang “melihat keselamatan dari Tuhan”.
Meluruskan hidup tak semudah meluruskan rambut. Tapi bukan hal yang mustahil.
Renungan diracik di Bandara Tambola, Sumba Barat Daya, NTT.