Sakramen yang Menyembuhkan
Eleine Magdalena, Penulis buku-buku renungan best seller
“Lewat doa permohonan yang sungguh-sungguhiman kita bertumbuh dan makin kuat.”
Suatu kali seorang dokter teman keluarga kami mengatakan agar tidak usah jauh-jauh mencari mukjizat. Mukjizat bukan saja ketika kita sakit lalu sembuh. Namun, sehari-hari ketika kita sehat itulah mukjizat. Karena untuk sehat sebenarnya begitu banyak faktor yang harus selalu berada dalam keseimbangan. Manusia tidak mampu mengendalikan semua itu.
Dua puluh tiga tahun lalu ketika usia mama 56 tahun, mama menjalani operasi untuk mengangkat sel kanker pada usus besar. Selama operasi dan proses perawatan pasca operasi kami terus berdoa mohon kesembuhan mama. Mulai dari doa Novena, doa Rosario, dan ziarah. Di tempat-tempat ziarah saya sungguh-sungguh berdoa untuk kesembuhan mama. Saya bersyukur sekali bahwa sel kanker sudah bersih dan tidak pernah timbul lagi hingga saat ini mama berusia 79 tahun.
Kerinduan saya yang terbesar adalah mama dan papa dibaptis, menjadi anggota gereja yang mencintai Tuhan lebih dari segalanya. Bertahun-tahun saya hanya dapat berdoa dan memohon terus-menerus agar papa mama mendapatkan keselamatan di dalam Tuhan lewat pembaptisan. Setiap hari saya berdoa agar papa mama rindu untuk mengenal dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Awal November 2012 mama mengalami serangan jantung sehingga harus dirawat di ICU (Intensive Care Unit). Menurut Dokter yang merawat, mama mengalami gagal jantung dan jantung sempat berhenti hingga mama kehilangan kesadaran. Dokter hanya meminta keluarga untuk banyak berdoa. Kondisi mama waktu itu sangat gawat. Mama sudah sulit bernafas, jantungnya lemah sehingga harus memakai alat bantu nafas. Karena faktor usia, pemulihan kondisi mama membutuhkan waktu lama. Kami sadar kesembuhan dan pemulihan kondisi mama sangat bergantung pada belas kasih dan kuasa Tuhan.
Keadaan mama di ICU benar-benar membuat saya sangat sedih. Saya sungguh-sungguh berdoa memohon Tuhan memberi kesempatan pada mama untuk berkembang dalam mencintai Tuhan. Kami terus-menerus berdoa dan mohon doa kepada banyak sekali orang yang kami kenal. Hingga akhirnya pada hari kedua di ICU mama mulai sadar. Saat itu saya menanyakan apakah mama mau dibaptis menjadi Kristen Katolik. Saat itu mama terdiam sejenak lalu mengangguk. Kami segera mencari Romo untuk membaptis mama.
Saat menunggu kedatangan Romo yang akan membaptis adalah saat-saat yang menegangkan. Kondisi mama naik turun. Jujur saya khawatir dan cemas karena kondisi mama bisa berubah dari menit ke menit. Beruntung dengan bantuan teman, tidak lama kemudian Romo datang membaptis di ICU. Saya bersyukur sekali ketika akhirnya mama dibaptis dan menerima sakramen penguatan.
Hari ketiga di ICU saya mencari Romo untuk memberi sakramen perminyakan. Waktu itu kondisi mama lebih baik daripada hari sebelumnya. Sejak dibaptis dan menerima sakramen pengurapan orang sakit, keadaan mama sedikit demi sedikit membaik. Saya percaya bahwa kehadiran Tuhan melalui sakramen baptis, penguatan dan perminyakan telah menyembuhkan, menguatkan dan memulihkan tubuh, jiwa, dan rohani mama.
Hari ketujuh mama diperbolehkan keluar dari ICU. Menurut para dokter dan suster yang merawat pemulihan kondisi mama termasuk cepat mengingat kondisi yang sangat buruk ketika masuk ICU.
Selama proses pemulihan di rumah sakit saya merasa bersyukur sekali Tuhan melimpahkan belas kasih-Nya melalui para romo, suster dan banyak teman yang melayani dan mendoakan. Saya sangat yakin bahwa mama dapat pulih kembali karena belas kasih dan kemurahan-Nya. Lewat tangan para dokter, perawat dan obat-obatan Tuhan menyembuhkan mama. Tuhan mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan dengan kesungguhan dan ketulusan hati.
Saya bersyukur sekali bahwa setelah mama dibaptis, papa pun akhirnya mau dibaptis menjadi Katolik. Setelah mama keluar dari Rumah Sakit, papa mendapat anugerah terindah ini di usianya yang ke 82 tahun. Papa menjadi Kristen Katolik juga. Hal ini benar-benar membuat kami bersyukur luar biasa. Lebih dari sepuluh tahun saya mohon kepada Tuhan agar papa mama dan seluruh keluarga kami diselamatkan. Dan saat ini saya menerima janji Tuhan bahwa Dia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Dalam sakramen baptis papa dan mama telah menerima Roh Kudus.
Selama ini saya berpikir tidak perlu meminta karena Tuhan tahu apa yang kami butuhkan. Namun lewat pelbagai peristiwa saya belajar bahwa Tuhan juga mau menumbuhkan iman, harapan, dan kasih dalam pergumulan hidup dan dalam doa. Lewat doa permohonan yang sungguh-sungguh iman kita makin dibentuk dan dikuatkan. Tuhan sendiri berfirman: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” (Luk 11:9-10).
Suatu doa permohonan apabila dikabulkan tentu membawa sukacita dan syukur. Dengan meminta maka kita akan bersyukur ketika permohonan kita itu dikabulkan.
Dalam saat-saat sulit seperti ketika mama sakit kanker dan jantung, kami benar-benar meminta, mencari, dan mengetok. Yesus sendiri bersabda demikian dan Dia menepati janji-Nya. Yesus sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, Yesus sanggup memulihkan organ-organ tubuh mama untuk berfungsi normal kembali. Saya percaya kuasa penyembuhan Kristus telah mengalir, menyembuhkan, dan menguatkan tubuh, jiwa, dan rohani mama.
Setelah menerima sakramen baptis, penguatan dan pengurapan orang sakit serta komuni, papa mama juga memperbaharui pernikahan mereka menjadi sakramen. Saya sungguh bersyukur bahwa papa mama diberi kesempatan ini.
Semoga kita tidak menyia-nyiakan anugerah kehidupan dengan terus berkembang dalam kasih kepada Tuhan dan sesama.*