Bahaya Eksklusivisme
MINGGU 26 Sept”21. PEKAN BIASA XXVI. Bacaan : Bil.11:25-29; Mzm.19:8.10.12-13.14; Yak. 5:1-6; Mrk.9:38-43.45.47-48.
Injil Markus 9:40, menulis. Yesus berkata : “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”
Dalam Injil sudah sangat jelas dikisahkan bagaimana para murid memberi pengaduan atau menyampaikan keberatannya kepada Yesus karena ada orang asing yang bukan bagian dari mereka melakukan suatu perbuatan “mengusir setan”, tidak tanggung-tanggung orang asing ini pun berbuat demi nama Yesus. tentunya hal ini membuat para murid merasa semakin terganggu hatinya. Para murid berpikir bahwa dengan laporan ini mereka akan mendapat dukungan penuh dari Yesus, tetapi tidaklah demikian yang terjadi, sungguh di luar dugaan apa yang mereka dapatkan. Yesus justru menegur dan mengingatkan para murid. Sesunggunya melalui teguran ini Yesus bermaksud agar para murid mengetahui dan jangan menghalangi setiap orang yang bersikap baik atas nama-Nya. Tuhan tidak hanya berkarya hanya melalui orang-orang Kristen saja, tetapi juga melalui setiap orang yang terbuka hatinya untuk melakukan perbuatan baik seperti yang dilakukan Yesus sendiri.
Dalam hidup sehari-hari, kita sering terjebak dengan suasana diri dan status kita. Status yang kita miliki sering kali membuat kita merasa nyaman. Banyak yang berpikir dan beranggapan bahwa dengan menjadi orang Kristen, dengan sendirinya dia akan bisa berbuat segala sesuatu, dan atas dirinyalah Yesus berkarya. Bahaya “eksklusivisme” ini sangat penting untuk dihilangkan dari hidup kita. Melalui injil hari ini, Yesus membuka hati dan pikiran kita, supaya sadar bahwa nilai sebuah perbuatan baik tidak dapat dilihat atau di ukur hanya dari status seseorang. Tuhan itu berkarya melalui berbagai macam cara, Dia tidak hanya berkarya melalui orang-orang Kristen saja, tetapi siapa saja yang terbuka hatinya. Sebagai orang Kristen, kita harus berani membuka diri terhadap orang lain dan mau menjalin relasi/kerja sama dengannya. Mari kita bersama-sama mencabut akar kejahatan, ambisi, dan iri hati dari hidup kita. Dengan demikian kita layak disebut sebagai orang-orang kristiani. Amin.
Marilah Berdoa: Ya Tuhan, semoga terang Roh Kudus, selalu membuka hatiku untuk tidak menjadi orang yang eksklusivisme didalam menjalin relasi dengan siapa saja walaupun status berbeda. Kini dan sepanjang masa. Amin.
MET MERAYAKAN HARI TUHAN.