TERBUKA BAGI KEBENARAN.
SELASA 24 Agust 2021.PEKAN BIASA XXI. Pesta. St. Bartolomeus,Rasul (M).Why.21:9b-14; Mzm.145:10-13b.17-18; Yoh. 1:45-51.
Injil Yohanes 1:47, menulis. Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Ketika Filipus men-sharing-kan kepercayaannya bahwa Yesus dari Nazaret adalah sang Mesias, maka Natanael menjawab: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46). Pemikiran di kalangan para rabi Yahudi yang diterima pada zaman itu adalah bahwa Mesias akan datang dari Yudea, tanah Daud – paling sedikit tidak berasal dari daerah seperti Galilea yang didominasi oleh kaum kafir. Sebenarnya tanggapan Natanael itu lebih daripada sekadar komentar sinis atau suatu pernyataan ketidakpercayaan. Reaksi Natanael itu mengungkapkan suatu ketaatan yang kuat-kokoh pada sabda Allah menurut apa yang dipahaminya, dan suatu kemauan untuk melihat asumsi-asumsinya ditantang dengan pandangan lain. Kenyataan bahwa Natanael menerima undangan Filipus untuk bertemu dengan Yesus banyak menggambarkan dia sebagai seorang pribadi yang terbuka bagi kebenaran.
Secara cukup ironis, Yesus yang melihat Natanael yang mendatangi-Nya, membuat semacam deklarasi: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Keterbukaan Natanael sungguh mengesankan bagi Yesus. Yesus melihat sedikit sekali sinisme, rasa curiga, atau prasangka dalam diri Natanael. Orang yang satu ini tidak bersembunyi di belakang kedok bilamana berurusan dengan orang-orang lain. Sebaliknya, dia berbicara kebenaran secara blak-blakan dan tidak mengharapkan apa-apa sebagai ganjaran. Yesus menjelaskan bahwa Dia melihat Natanael ketika berada di bawah pohon ara. Para rabi diketahui suka berkumpul di bawah pohon-pohon ara untuk mendiskusikan sabda Allah. Keterbukaan hati Natanael tentunya merupakan tanah yang sungguh subur untuk berakarnya sabda Allah.
Allah ingin memberikan kepada kita kebebasan dan keterbukaan sama seperti yang dimiliki oleh Natanael. Tidak ada kepalsuan bukanlah suatu atribut pribadi yang bersifat alamiah, melainkan datang selagi kita memasrahkan keamanan diri kita dalam tangan-tangan kasih Yesus. Karena kita mengetahui pengampunan-Nya dan menaruh kepercayaan pada pemeliharaan Bapa-Nya, maka tidak perlulah bagi kita untuk membentengi diri kita dengan segala macam upaya perlindungan yang bersifat duniawi. Seperi Natanael, marilah kita membenamkan diri ke dalam Kitab Suci dan memperkenankan sabda Allah menyembuhkan diri kita dari segala kepalsuan.
DOA: Tuhan Yesus, Engkau mengenal diri kami lebih baik daripada kami mengenal diri kami sendiri. Semoga Roh Kudus-Mu membuang segala kepalsuan yang ada pada diri kami masing-masing dan membuat kami semakin terbuka bagi kebenaran yang mencerminkan kemuliaan-Mu. Amin.
Met Hari Selasa.