Santo Petrus dan Paulus
RP Albertus Herwanta, O. Carm
Dalam hidupnya manusia membutuhkan pengalaman; bukan hanya pengetahuan. Mengerti detil teori renang tidak menjamin orang dapat berenang. Pengetahuan mudah dilupakan, sedang pengalaman lebih lama tersimpan dalam memori kehidupan.
Dalam beriman pun orang memerlukan pengalaman lebih daripada pengetahuan saja. Mereka yang telah mengalami Tuhan mempunyai dasar iman yang jauh lebih kuat daripada mereka yang hanya mengetahui atau pandai bicara teori agama.
Dua rasul besar, Petrus dan Paulus, memiliki pengalaman iman akan Tuhan. Petrus bergaul dengan Sang Guru dan menyaksikan yang dilakukan-Nya. Berkat karunia Allah, dia mengenal Gurunya (Mat 16: 13-19). Dia juga mengalami kuasa Tuhan yang membebaskan (Kis 12: 1-11). Paulus mengalami Tuhan dalam perjalanan ke Damsyik tatkala hendak membinasakan para pengikut jalan Tuhan. Setelah itu hidupnya senantiasa menyatu denganTuhan; dan hanya untuk Tuhan. Berkat kuasa Allah ia berjuang hingga akhir untuk Tuhan (2 Tim 4: 6-8. 17-18).
Pengalaman mereka akan Tuhan itu menjadi dasar kuat bagi karya yang Tuhan percayakan kepada mereka. Petrus menjadi penata dan pengelola internal Gereja. Sedang Paulus menjadi rasul dan pewarta di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Seakan ada pembagian kerja: yang satu internal, yang lain eksternal. Namun keduanya sama-sama wafat sebagai martir di Roma; dimakamkan pula di sana.
Kepribadian mereka berbeda. Perbedaan itu tak jarang mengundang konflik. Namun juga menjadi kekuatan yang saling melengkapi. Perbedaan pandangan dan ketegangan mempertemukan mereka dalam Konsili I di Yerusalem. Perbedaan tidak harus memisah dan menjauhkan; apalagi menafikan!
Berkat keduanya Gereja berdiri kokoh, tak tergoncangkan. Bukan karena kekuatan mereka sebagai manusia, tetapi karena kuasa Roh Kudus yang menjiwai dan menaunginya. Roh Kudus itulah yang mengaruniakan kebenaran dan menjaga kemurniannya.
Gereja memang melampaui lembaga agama. Gereja itu kumpulan jemaat; dipersatukan oleh pengalaman iman akan Tuhan yang menyelamatkan. Semakin mereka berakar dalam pengalaman iman, semakin Gereja kokoh bertahan. Seperti Petrus dan Paulus yang pengalaman imannya kuat menjadi dua rasul hebat, demikianlah pengalaman iman jemaat membuat Gereja berdiri kuat.
Selasa, 29 Juni 2021 pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Rasul