POHON IMAN
Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm
Apa yang orang harapkan dari sebatang pohon? Bermacam-macam. Ada yang mengharapkan buahnya; ada yang menantikan bunganya. Yang lain mengagumi daunnya. Di negara empat musim daun-daun tampak indah sebelum masuk musim gugur. Sebagian orang lagi mengambil batangnya. Kayu jati, mahoni, dan cendana, misalnya.
Apa pun yang diambil dari pohon semua dinilai dari kualitasnya. Sang Guru Kehidupan pernah bersabda bahwa pohon bisa dinilai dari buahnya. Tidak ada pohon buruk yang menghasilkan buah yang baik; dan pohon baik yang buruk buahnya (Matius 12: 33).
Sesuai dengan hakikatnya segala yang baik dan benar bertahan lebih lama daripada yang buruk dan salah. “Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita, menurut urut-urutannya. Di antara mereka ada yang tidak diingat lagi, yang lenyap seolah-olah tidak pernah ada. Mereka itu seolah-olah tidak pernah dilahirkan, dan demikianpun nasib anak-anak mereka sesudahnya. Tetapi yang lain adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa. Semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka” (Sir 44: 1.9-11).
Kitab itu membedakan manusia yang baik dan benar dari mereka yang buruk dan jahat. Setelah mati manusia jenis kedua bagai lenyap; tidak diingat. Sementara manusia yang baik dan benar meninggalkan warisan yang membuat dirinya dikenang. Kebaikan itu lintas zaman. Sedangkan keburukan cepat berakhir bersama kehancuran.
Hidup manusia bagai pohon yang diharapkan menghasilkan bunga dan buah yang baik. Sumber kebaikan itu antara lain iman, karena iman mengajar orang berpegang dan patuh pada ajaran Tuhan. Sang Guru mengajarkan, “Percayalah kepada Allah!” (Mrk 11: 22).
Iman yang benar, besar dan kuat menjadi dasar dikabulkannya doa-doa. “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kalian minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mrk 11: 24).
Di samping perlu mengisi hidupnya dengan pikiran, perkataan dan tindakan yang baik, manusia dipanggil untuk menjalani hidupnya dengan penuh iman. Memang iman itu mesti nyata dalam perbuatan. Semoga dalam hidupnya kaum beriman menampilkan pohon-pohon iman.
Jumat, 28 Mei 2021