Rumah Allah.
JUMAT 28 Mei 2021 PEKAN BIASA VIII Bacaan :Sir.44:1.9-12; Mzm.149:1–6a.9b; Mrk.11:11-26.
Injil Markus 11:17, menulis. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!’
Kita bukanlah orang-orang Yahudi. Namun, kepada kita telah diberikan tempat dalam Bait Allah. Rumah doa telah menjadi rumah kita juga, rumah doa kita. Di tempat itu kita akan merasa at home bersama Bapa surgawi – Bapa kita semua. Kita akan seperti anak-anak yang duduk dalam kehangatan rumah kita di sekeliling Bapa kita yang sungguh sangat mengasihi kita.
Namun demikian, rahmat ini “menuntut” sesuatu dari kita seperti dengan jelas diindikasikan oleh Yesus dalam Injil. Apabila kita tidak menghormati (menaruh respek) kekudusan rumah doa kita, apabila kita memperlakukannya sebagai “sarang penyamun” artinya sebuah tempat yang duniawi, dimana di jadikan sarang transaksi bisnis maupun mencari keuntungan pribadi maka kita pantas untuk tidak dapat menikmatI kehangatan rumah Allah.
Gereja-gereja kita adalah rumah-rumah doa, tempat-tempat untuk bercakap-cakap – untuk berkomunikasi – dengan Allah, Bapa kita, dengan Kristus, Saudara dan Juruselamat kita; tempat-tempat untuk kita secara bersama-sama bersembah-bakti kepada Bapa surgawi dalam persatuan dengan Kristus. Semua ini dapat dilakukan dengan cara yang sangat “santai” dan hangat tanpa mengurangi atau menghilangkan rasa hormat yang pantas diberikan kepada tempat-tempat itu sebagai Rumah Allah.
DOA: Bapa surgawi, kami berterima kasih penuh syukur kepada-Mu karena kami dapat merasa di rumah sendiri dalam Rumah-Mu. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.
Met Hari Jumat.