KASIH BAPA
Oleh Romo Albert Herwanta, O. Carm
Kasih ibu kepada anak biasanya jauh lebih kuat dan mendalam daripada kasih bapa kepada anak. Dalam hal Allah yang sering digambarkan sebagai Bapa, itu tidak berlaku. Kasih Allah kepada manusia melebihi kasih ibu kepada anaknya.
Kitab nabi Yesaya 49: 8-15 mewartakan kasih Allah yang luar biasa dalam menyelamatkan manusia. Seolah-olah tiada lagi jalan yang belum ditempuh-Nya untuk mengasihi.
Hal itu tampak dalam bagian “kesimpulan” dari bacaan hari ini. Sabda-Nya, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak kandungnya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes 49: 15). Sungguh, Allah tidak pernah melupakan manusia. Yang terjadi adalah manusia melupakan Allahnya.
Bapa yang memelihara manusia dan dunia masih bekerja hingga saat ini. Karena itu Sang Guru Kehidupan bersabda bahwa Dia pun hingga saat ini bekerja seperti Bapa-Nya (Yoh 5: 17). Menyelamatkan.
Apa yang dilakukan Allah itu juga dilakukan-Nya. Karena Allah ingin menyelamatkan umat manusia, demikian pula yang diutus-Nya. Dia datang untuk menawarkan kepada manusia untuk mau dikasihi dan diselamatkan. Tawaran yang luar biasa penting dan bermakna!
Namun banyak manusia yang menolak-Nya; bahkan ingin membunuh-Nya. Padahal Dia sedang mengerjakan pekerjaan Allah. Dahulu Allah menciptakan semua ciptaan yang ada. Kini melalui Sang Sabda Kehidupan Dia menyelamatkan umat manusia.
Pilihan terakhir terletak dalam diri manusia. Mau percaya atau tidak. “Mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh 5: 29). Kejahatan manusia bukan hanya perkara moral, tetapi juga soal iman. Tidak mau percaya!
Kasih Allah kepada manusia melampaui kasih ibu kepada anaknya. Bahkan tanpa batas. Pertanyaannya, berapa yang sungguh percaya kepada Kasih Bapa?
Rabu, 17 Maret 2021