Yesus Sungguh Allah dan Sungguh Manusia.

February 2, 2021

“Yesus Sungguh Allah dan Sungguh Manusia.”

SELASA 02-02-2021.Pekan Biasa IV. Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Bacaan : Mal. 3:1-4; Mzm 24:7.8.9.10; Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40.

Injil Lukas 2:40, menulis. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Hari ini Gereja merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah. Berdasarkan kisahnya tampak bahwa kesadaran sebagai orangtua itulah yang mendorong Yosef dan Maria untuk membawa Yesus ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan menurut hukum Taurat. Ketaatan Yosef dan Maria terhadap hukum Tuhan inilah yang menjadi teladan yang kuat di dalam keluarga mereka untuk menciptakan pribadi-pribadi yang berhikmat serta penuh kasih satu sama lain.

Kisah Injil hari ini menjelaskan secara penuh pribadi Yesus yang sesungguhnya. Sebagai orang Katolik, kita mengimani bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Keilahian Yesus ditegaskan dalam kisah ini saat Simeon dan Hana memberikan kesaksian mereka tentang Yesus, atas kuasa Roh Kudus. Simeon dan Hana seakan menunjukkan dengan jelas bahwa Yesus adalah Sang Terang itu, yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa dan serentak menjadi kunci kelepasan bagi Israel. Sisi kemanusiaan Yesus pun diterangkan dalam kisah ini. Yesus sebagai bagian dari keluarga Yosef dan Maria, dihantar ke Bait Allah berdasarkan hukum Taurat. Orangtuanya berusaha memenuhi semua yang diminta menurut hukum. Setelah selesai semua yang harus dilakukan, mereka pun membawa Yesus kembali ke kediamannya, mendampingi Dia sebagaimana mestinya sehingga Yesus pun bertumbuh semakin besar, kuat, penuh hikmat dan kasih.

Teladan Yosef dan Maria dalam mendampingi dan membesarkan Yesus di dalam keluarganya kiranya dapat menjadi inspirasi bagi keluarga-keluarga jaman sekarang. Membesarkan Yesus dalam hal ini tidak hanya berarti mendidik dan memberi makan anak. Yosef dan Maria tahu persis bahwa Yesus adalah anugerah Tuhan bagi mereka, lebih dari pada itu Yesus adalah Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka. Harapan yang perlu dibangun diatas kesadaran ini adalah bahwa keluarga hendaklah menjadi “bait Allah”. Allah harus diberi tempat di dalam keluarga. Di sana, di hadapan Dia, seluruh keluarga saling memberi diri, taat dan setia, sehingga memancarkan kebijaksanaan dan kasihNya. Sebagaimana keluarga Yosef, Maria dan Yesus, semoga keluarga kita pun setia memberi tempat bagi Allah, membiarkan Dia menjadi cahaya terang yang akan membagikan hikmat dan kesetiaannya bagi kita. Semoga Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah ini menjadi terang baru bagi keluarga- keluarga kristiani.

Marilah Berdoa: Yesus Tuhanku, Engkau sungguh Allah dan Tuhanku yang menyatakan terangMu sekaligus menyelamatkan umatMu. Namun, Engkaupun menyatakan diri sebagai manusia hidup ditengah keluarga sekaligus bertumbuh sebagai dlm keluarga untuk menyatakan hikmat dan kasihMu. Kini dan sepanjang masa. Amin.
Met Hari Selasa.