SEMBUH

December 4, 2020

Oleh Romo Albert Herwanta, O. Carm

Manusia mendambakan keutuhan, baik dalam arti jasmani maupun rohani. Keutuhan jasmani tampak dan dirasakan dalam tubuh yang sehat. Di sana semua organ tubuh berfungsi secara baik, kooperatif dan koordinatif.

Sedangkan keutuhan rohani tampak dalam hidup yang bebas dari segala penyakit batin, mental dan emosional seperti kebencian, ketidakadilan, fitnah, permusuhan, konflik, perang, dan lain-lain.

Kerapkali dua penyakit manusia dalam bentuk fisik disebabkan dan menyebabkan penyakit rohani. Orang bisa miskin dan sakit, karena ketidakadilan dan keserakahan. Kekhawatiran dan kebencian berujung pada stres dan sakit kanker.

Manusia bertanggungnjawab atas situasi dan kondisi itu dan wajib mengupayakan penyembuhan dirinya dari pelbagai penyakit itu. Pengalaman menunjukkan dan survei membuktikan bahwa hingga kini upayanya belum seluruhnya berhasil. Skeptis, bahwa upaya menyeluruh itu bakal sukses tanpa campur tangan Tuhan.

Baik penyakit jasmani maupun rohani hanya dapat disembuhkan tatkala manusia menaruh percaya kepada Tuhan. Dua orang buta yang datang kepada Sang Guru Kehidupan disembuhkan, kerena mereka percaya, “Ya Tuhan, kami percaya” (Mat 9: 28).

Nabi Yesaya dengan lantang menyerukan bahwa Tuhanlah yang akan memulihkan manusia dari segala penyakitnya. “Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar sabda sebuah kitab, dan mata orang-orang buta akan melihat, lepas dari kekelaman dan kegelapan. Orang-orang sengsara akan bersukaria di dalam Tuhan dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorai di dalam Yang Mahakudus Allah Israel” (Yes 29: 18-19).

Penyakit rohani pun akan Tuhan sembuhkan, firman-Nya, “Mulai sekarang Yakub takkan lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. Sebab keturunan Yakub akan melihat karya tangan-Ku di tengah-tengah mereka, dan mereka akan menguduskan nama-Ku. Mereka akan menguduskan Yang Kudus Allah, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel. Pada waktu itu orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan mereka yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran” (Yes 29: 22-24).

Ketika usaha manusia menyembuhkan dirinya menghadapi banyak kendala, itu bukan tanda bahwa manusia harus berputus asa. Keterbatasannya itu menjadi pintu masuk ke dalam iman. Berkat iman kepada Tuhan upaya manusia disempurnakan. Hasilnya, manusia akan benar-benar dan secara keseluruhan sembuh.

Malang, 4 Desember 2020