DUNIA LAIN
Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm.
Terhadap dunia lain macam-macam yang dilakukan manusia. Ada yang mengangkatnya sebagai tema film. Umumnya film horor; menakutkan dan bikin bulu kuduk berdiri. Namun ada pula dunia lain yang lebih bernilai mulia dan memberikan harapan. Itulah yang diajarkan Sang Guru Kehidupan.
Menjawab pertanyaan kaum Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan, Dia bersabda, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan” (Luk 20: 34-36).
Berdasarkan sabda itu orang percaya akan kenyataan hidup yang amat baik dan membahagiakan. Dunia lain itu tidak menakutkan. Di sana, mereka yang layak dan pantas akan mengalami kebebasan dan kebahagiaan. Hidup sejati yang tidak perlu dipertahankan lewat kawin dan dikawinkan dianugerahkan oleh Tuhan.
Setiap orang akan mati; meninggalkan dunia ini dan pindah ke dunia lain. Mereka yang percaya akan kebangkitan dan hidup abadi yang membahagiakan menggunakan seluruh hidupnya di dunia ini untuk mempersiapkan hidup di dunia lain itu. Semua pikiran, kerja dan perjuangannya mengarah ke sana.
Sedangkan kaum Saduki yang hidupnya di dunia sudah mapan dan secara ekonomi terjamin yakin bahwa hidup sesungguhnya adalah yang dijalani di dunia ini. Maka, nikmatilah sepuas-puasnya. Setelah mati, semuanya berakhir. Tidak ada dunia lain yang disebut kebangkitan.
Pandangan itu di-“counter” ajaran yang mengatakan bahwa “Allah itu disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup” (Luk 20: 37-38). Di hadapan Allah semua orang hidup, karena Dia menghendaki semua manusia hidup.
Bahwa setelah mati manusia hidup dalam dunia baru yang berbeda dari yang dijalani manusia saat ini. Bahwa mereka yang percaya akan dunia lain yang disebut kebangkitan itu tidak menyia-nyiakan hidup ini hanya untuk memperoleh dan menikmati yang fana saja.
Manusia itu diciptakan untuk keabadian dan kemuliaan; bukan hanya sebatas dunia yang sekarang ini. Semua manusia ditawari untuk masuk ke dalam kebangkitan. Pindah ke dunia lain yang lebih indah dan membahagiakan, karena Tuhanlah yang menyediakannya (Yoh 14: 1-4).
Malang, 20 November 2020
PW Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah