6 Tips dari Paus untuk Membantu Keluarga Anda Berkomunikasi
Dalam kehidupan pernikahan dan keluarga: “kami ingin mengalami cinta, ingin mengungkapkan cinta, dan ingin menumbuhkan cinta.”
Untuk mencapai ketiga hal ini, komunikasi dan dialog sangat penting, kata Paus Fransiskus.
Tapi dialog tidak mudah. Faktanya, kata Bapa Suci, itu membutuhkan waktu untuk saling mengenal dan memahami.
Namun, komunikasi adalah panggilan kita sebagai pasangan dan sebagai keluarga. “Keluarga adalah gambar Allah, yang merupakan persekutuan pribadi-pribadi,” kata Paus lagi.
Pribadi-pribadi trinitas berada dalam komunikasi yang konstan dan abadi.
Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan baik dalam keluarga kita? Enam ide dari Paus Fransiskus ini dapat membantu.
1. Dengarkan tanpa gangguan emosional
Bersiaplah untuk mendengarkan dengan sabar semua yang ingin dikatakan orang lain.
Untuk melakukan ini, kita perlu mengembangkan keheningan batin, yang memungkinkan untuk mendengarkan tanpa gangguan mental atau emosional.
2. Mengakui hak orang lain
Ini berarti: Menghargai orang lain, dan mengakui hak mereka untuk hidup, untuk berpikir seperti yang mereka pikirkan, dan untuk bahagia.
Jangan meremehkan apa yang mereka katakan atau pikirkan, bahkan jika Anda tidak setuju dan perlu mengungkapkan sudut pandang Anda sendiri.
Setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan karena mereka memiliki pengalaman, keprihatinan, perspektif, dan wawasan mereka sendiri.
3. Jangan memaksakan persetujuan
Bersiaplah untuk mengubah atau memperluas ide dan pendapat Anda! Kita tidak harus sama semua. Perpaduan dua cara berpikir yang berbeda dapat menghasilkan sintesis yang memperkaya keduanya.
4. Pilih kata dengan hati-hati
Ini adalah keterampilan untuk mengatakan apa yang dipikirkan seseorang tanpa menyinggung yang lain. Membuat poin tidak boleh menyakiti. Banyak perselisihan keluarga bukan tentang masalah yang dihadapi, melainkan tentang nada suara atau sikap yang dengannya sesuatu diungkapkan.
5. Jangan mencoba untuk menang dengan cara apa pun
Ketika kita merasa dicintai oleh seseorang, kita dapat lebih memahami apa yang mereka coba komunikasikan. Mengekspresikan posisi seseorang tidak boleh hanya tentang memenangkan argumen atau terbukti benar.
6. Ingat! Untuk berkomunikasi, kita perlu memiliki sesuatu untuk dikatakan!
Ketika kita berkomunikasi, kita memberi diri kita sendiri. Mari kita memperkaya diri kita sendiri sehingga kita dapat memberi dari kekayaan batin yang dipelihara dengan membaca, refleksi pribadi, doa, dan keterbukaan kepada dunia di sekitar kita.
Hal ini akan membuat kehidupan dan komunikasi keluarga tidak menjadi sepele, membosankan, atau menyesakkan.
Keenam poin ini semuanya ditemukan dan diperluas dalam No. 136-141 dari Amoris Laetitia.